Senin, 02 Januari 2012

sistem pencernaan

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Sistem pencernaan terdiri atas organ – organ pencernaan dan kelenjar – kelenjar yang berhubungan dengan proses pencernaan. Adapun sistem pencernaan berfungsi mengolah bahan – bahan makanan menjadi sari – sari makanan yang diserap tubuh. Proses pengubahan makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh umumnya melalui beberapa proses sebagai berikut :
1.      Proses mekanis, yaitu pemecahan oleh geligi dan pengadukan oleh lidah serta pengadukan dalam lambung oleh otot dinding lambung.
2.      Proses fisis, yaitu pelarutan oleh air atau cairan yang dikeluarkan kelenjar – kelenjar pencernaan.
3.      Proses kimiawi, yaitu pemecahan oleh enzim – enzim pencernan yang mengubah dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Organ pencernaan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Saluran pencernaan, saaluran pencernaan memanjang mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan anus.
2.       Kelenjar pencernaan, kelenjar  pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Sistem pencernaan juga dilengkapi dengan organ lain seperti lidah, gigi dan kantung empedu yang membantu dalam proses pencernaan makanan.






MULUT
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a.Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus).
 Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1.      Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2.       Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3.      Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah,berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
1.      Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
2.      Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3.      Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

b.Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).

c.Kelenjar ludah.
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis.  Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya

 FARINK
Percabangan antara esofagus dan trachea terdapat epiglottis. Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu : Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut dan sal. Eustakhius.  Lapisan fibrosa. Lapisan berotot.  otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis). Faring merupakan suatu bagian yang termasuk dalam sistem pencernaan dan sistem pernafasan.  Di faring terjadi persilangan antara udara dan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Faring berperanan dalam memulai proses menelan makanan. Makanan dalam bentuk bolus dari rongga mulut didorong masuk ke orofaring. Bolus menekan uvula (tekak) sehingga menutup saluran menuju ke hidung. Hal ini menjaga supaya makanan yang masuk tidak keluar ke hidung. Proses dilanjutkan dengan menurunnya epiglotis yang menutup glotis (lubang menuju trakhea).
ESOFAGUS
Sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm. Dimulai dari pharynx sampai pintu masuk kardiak lambung.  Esofagus merupakan saluran yang tersusun oleh otot, menghubungkan antara faring hingga ke lambung.  Pada esofagus tidak terjadi proses pencernaan makanan karena sel-sel epitel di esofagus tidak menghasilkan enzim pencernaan. Esofagus hanya mensekresikan lendir yang berfungsi untuk melumasi makanan supaya dapat dengan mudah melewati esofagus.  Pergerakan makanan melalui esofagus menuju ke lambung juga didorong oleh adanya gerakan peristaltik. Pada  perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat otot sphingter. Otot ini menutup selama bolus masih berada di esofagus dan membuka ketika gerakan peristaltik mencapai akhir esofasus, bolus masuk ke lambuang. Esofagus berdinding empat lapis. Lapisan paling luar berupa jaringan ikat renggang (dua lapis serabut otot), lapisan submukosa dan paling dalam lapisan lendir (mukosa).  Makanan diteruskan kelambung dengan gerakan peristaltik (meremas ). Hidrolisa amilum terus berlanjut.

LAMBUNG
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam HCl , Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus. Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi. Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

USUS HALUS
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal.
Proses Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
1.      Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
2.      Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
3.      Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
4.      Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

USUS BESAR
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses.
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

APENDIKS
 Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.

REKTUM DAN ANUS
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
1.      Apendikitis : Radang usus buntu.
2.      Diare : Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
3.      Kontipasi : Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar).
4.      Maldigesti : Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
5.      Parotitis : Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong.
6.      Tukak Lambung/Maag : ”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori.
7.      Xerostomia : Produksi air liur yang sangat sedikit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar